BAB
IV
MEMBACA
KRITIS
Adiek
Muakhir
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menemukan
informasi-informasi penting melalui membaca kritis berbagai ragam wacana untuk menulis akademik.
4.1 Pengertian Membaca
Membaca berarti (a) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis,
dengan melisankan dalam hati; (b) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.
Dalam pengertian tersebut, membaca
merupakan langkah awal untuk memahami
suatu tulisan. Kegiatan membaca tidak sekadar mengeja tulisan saja, tetapi
juga menyerap pengertian ke dalam alam pikiran pembaca. Jadi, tujuan membaca adalah
upaya pemerkayaan pengetahuan guna pengembangan daya nalar. Hal ini merupakan
modal pokok untuk penulisan ilmiah.
Kegiatan membaca berhubungan dengan pemahaman,
kata, kalimat, dan alinea dalam tulisan. Alinea merupakan satuan gagasan
terkecil dalam sebuah karangan. Oleh
karena itu, pemahaman alinea-alinea merupakan tahapan-tahapan pemahaman
karangan secara keseluruhan.
Kegiatan
membaca merupakan kegiatan penunjang bagi seorang penulis. Dalam konteks
penulisan ilmiah, menulis berarti membaca. Jadi, Dapat dikatakan bahwa penulis
yang menghasilkan karya tulis yang berkualitas tentu melalui proses membaca.
4.2 Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber bacaan dengan
cermat dan teliti. Membaca kritis juga dapat diartikan membaca dengan cepat dan
tepat untuk mendapatkan berbagai informasi. Di samping itu, membaca kritis juga dapat diartikan sebagai
kegiatan membaca dengan memberikan penilaian terhadap sumber bacaan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber
bacaan untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya dengan memberikan penilaian atau pertimbangan tertentu terhadap
akurasi sumber bacaan yang dilakukan dengan cepat, tepat, dan teliti.
Membaca kritis untuk menulis pada
dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan
dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, sebelum
membaca perlu dipertimbangkan apakah bacaan tersebut relevan dengan topik yang
akan di kembangkan.
4.3 Ragam Membaca Kritis
Sumber bacaan untuk menulis bermacam-macam jenisnya. Sumber
itu bisa berasal dari sumber yang
tersaji baik dalam bentuk cetakan maupun sumber yang tersaji dalam jaringan
internet. Sumber yang tersaji dalam bentuk cetakan dapat berupa buku, laporan
penelitian, jurnal ilmiah, makalah, artikel ilmiah populer dari berbagai
majalah dan surat
kabar; sedangkan sumber yang tersaji dalam jaringan internet berasal dari berbagai
situs web yang kebanyakan berupa informasi-informasi aktual. Banyaknya sumber
bacaan dan jenis tulisan tersebut serta kebutuhan akan jenis informasi tertentu
yang dibutuhkan menyebabkan munculnya berbagai ragam dan teknis membaca kritis.
Keberagaman
membaca kritis tersebut dapat dilakukan sekurang-kurangnya dengan dua teknis
membaca, yaitu: (1) membaca cepat/ sekilas dan (2) membaca intensif/ teliti.
Membaca cepat/ sekilas bisa dilakukan untuk dua tujuan, yaitu (1) membaca cepat
untuk menemukan topik sumber bacaan dan (2) membaca cepat untuk menemukan
informasi khusus dari sumber bacaan; sedangkan membaca intensif/ teliti
digunakan untuk mencari informasi rinci dari sumber bacaan.
4.3.1 Membaca Cepat
Membaca
cepat sangat dibutuhkan oleh seorang penulis terlebih ketika harus menjelaskan
berbagai konsep teori, pendapat pakar, hasil-hasil penelitian, dan informasi
aktual lain dari berbagai sumber bacaan yang akan dipakai untuk mendukung karya
ilmiahnya, sedangkan penulis hanya mempunyai
kesempatan menulis yang terbatas. Oleh karena itu, teknis membaca cepat/ sekilas
harus dikuasai dan dilakukan seorang penulis untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapinya.
4.3.2 Membaca Cepat/ Sekilas untuk Menemukan Topik
Teknik membaca cepat/ sekilas dapat dilakukan dengan cara mencari
topik-topik utama dari sumber bacaan. Teknis membaca ini dapat dilakukan dengan
melihat kalimat-kalimat utama paragraf pada sumber bacaan, sehingga tidak perlu
memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu yang lebih spesifik. Karena
kalimat-kalimat utama bacaan pada umumnya terletak di awal, tengah, atau akhir
paragraf, pembaca cukup melihat pada
bagian-bagian tersebut, sehingga dengan cepat dapat memperoleh topik-topik
utama dari sumber bacaan yang dihadapinya dari awal sampai akhir. Selanjutnya,
agar topik-topik utamanya dapat dikuasai, pembaca harus mencatat topik-topik
tersebut pada kartu-kartu data atau catatan khusus, sehingga ketika akan digunakannya
untuk menulis menjadi mudah.
4.3.3
Membaca Cepat untuk Menemukan Informasi Khusus
Untuk menemukan informasi-informasi khusus pada sumber bacaan yang
diperlukan tidak perlu kiranya pembaca melihat semua kalimat topik pada sumber
bacaan, tetapi ia dapat menemukan informasi khusus itu sesuai dengan
keinginannya melalui daftar isi dan indeks sumber bacaan. Dari daftar isi, ia
dapat menemukan bab atau subbab tertentu yang dibutuhkannya untuk menulis,
sedangkan dari indeks dapat diperoleh informasi tambahan yang sesuai dan
relevan dengan informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak tersaji dalam bab maupun
subbab secara khusus pada sumber bacaan.
Di samping langkah
tersebut, untuk menemukan informasi khusus dapat dilakukan dengan melihat kalimat-kalimat definisi dan pendapat
pakar. Kalimat-kalimat definisi baik yang berupa penjelasan konsep
tertentu maupun teori tertentu yang
dibutuhkan pembaca dapat dimanfaatkan untuk memperjelas tulisan yang akan dibuatnya. Begitu juga pendapat-pendapat
pakar yang beragam biasanya juga akan membantu mempertajam baik analisis
maupun pendapat yang akan dikemukakan
dalam tulisannya.
4.3.4 Membaca
Teliti/ Cermat untuk Menemukan Informasi Rinci
Teknik membaca cermat atau teliti adalah teknik membaca untuk menemukan
sesuatu secara rinci dan detil. Teknik membaca demikian harus dilakukan dengan
cermat dan teliti pada sumber bacaan sebab teknik ini
dilakukan tidak semata-mata untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya
dari sumber bacaan, tetapi lebih menekankan pada suatu usaha untuk menemukan informasi-informasi
penting yang dingiinkan pembaca secara terinci. Dengan teknis semacam itu, sebenarnya pembaca tidak harus membaca
semua kalimat topik yang ada dalam sumber bacaan, tetapi dapat memilih pokok
bahasan tertentu yang dibutuhkan dan relevan sebagai bahan yang akan digunakan dalam tulisan yang sedang
direncanakannya.
Informasi rinci dalam
pengertian di sini dapat berupa konsep-konsep dan teori yang sudah teruji,
hasil penelitian dan konklusinya, prosedur-prosedur kerja, tahapan-tahapan
kegiatan, serta informasi-informasi faktual dan aktual lainnya. Informasi-informasi tersebut harus
dibaca secara intensif, sehingga pembaca
sumber bacaan dapat memahami informasi dengan benar sebelum ia
mencatatnya. Dengan demikian, teknis
membaca cermat ini lebih banyak menuntut hasil yang berkualitas daripada kuantitasnya.
Oleh karena itu, prinsip kecermatan dan ketelitian dalam membaca sumber bacaan itu
harus diutamakan dari yang lainnya.
4.4 Membaca Kritis Tulisan/ Artikel Ilmiah
Tulisan atau artikel ilmiah adalah sejenis esai yang
membahas suatu masalah berdasarkan
logika, pustaka, atau fakta yang biasanya dimuat dalam majalah dan jurnal ilmiah. Tulisan ilmiah
bisa juga berasal dari intisari atau bagian dari hasil penelitian dan makalah
yang pernah dipresentasikan dalam forum tertentu yang kemudian diterbitkan
dalam majalah atau jurnal ilmiah. Karena
nilai keilmiahan yang teruji itu, teknik membaca tulisan jenis ini harus
dibedakan dengan membaca tulisan lain seperti artikel yang dimuat di surat kabar atau karangan
ilmiah populer lainnya. Oleh karena itu, dalam membaca kritis terhadap artikel
ilmiah ini, pembaca harus memperhatikan
beberapa hal berikut ini.
4.4.1 Mengenali Tesis/ Pernyataan Masalah
Tulisan ilmiah biasanya memuat tesis
atau pernyataan umum tentang
masalah yang dibahas. Pada umumnya tesis diungkapkan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Dari tesis tersebut, sebenarnya bisa dilihat sejauh mana
keberhasilan penulis artikel ilmiah dalam mengungkapkan permasalahan, proses pemecahannya, dan hasil yang
dicapainya dalam kajian ilmiah. Oleh karena itu, setelah pembaca mengenali tesis atau pernyataan umum yang muncul dalam
artikel ilmiah tersebut, pembaca harus
mencatatnya.
Setelah
semua tesis dalam artikel itu teridentifikasi, pembaca dapat menyeleksi sesuai dengan
kebutuhan dan relevansi tulisan yang akan dibuatnya serta jangan lupa menimbang bobot pernyataan yang ada. Apakah
penulis artikel berhasil atau tidak,
serta tuntas atau tidak dalam membahas
dan memecahkan persoalan yang disajikan
dalam artikel ilmiahnya.
4.4.2 Meringkas Butir-butir Penting Setiap Artikel
Ringkasan
atau rangkuman dari berbagai sumber pustaka merupakan hal sangat membantu dalam penulisan karya
ilmiah. Dengan ketersediaan ringkasan sumber pustaka yang cukup, pembaca tidak
harus membaca ulang sumber-sumber pustaka yang dipakainya, tetapi cukup
menggunakan ringkasan itu sebagai bahan atau referensi untuk tulisannya kelak.
Oleh karena itu, meringkas butir-butir
penting setiap artikel perlu dilakukan.
Butir-butir
penting yang perlu dibuat ringkasan itu sekurang-kurangnya menggambarkan latar belakang dan permasalahannya, tujuan
yang ingin dicapai, metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dan hasil temuan
yang diperoleh dalam penelitiannya.
4.4.3 Menyitir Konsep-Konsep Penting
Konsep-konsep,
teori, pendapat-pendapat pakar, dan
hasil-hasil temuan terbaru yang
terungkap dalam artikel ilmiah sangat penting untuk penulisan karya ilmiah
sebab hal itu akan membantu penulis untuk mendukung tulisan yang akan dibuatnya
terutama untuk memperdalam dan mempertajam
kerangka berpikirnya. Oleh karena itu, dalam membaca artikel ilmiah, pembaca
perlu mencatat konsep-konsep penting tersebut.
Konsep-konsep penting yang berupa
teori-teori dan aneka pendapat pakar tersebut dapat disitir langsung dalam
tulisan yang akan dibuat atau bisa dijadikan jembatan rujukan untuk melihat
sumber aslinya. Kedua hal itu dapat dilakukan sepanjang penulisnya
bersikap jujur dan mencantumkan sumber
bacaannya dengan benar.
4.4.4 Menentukan Bagian yang akan Dikutip
Dalam menulis karya ilmiah, penulis
sering merujuk atau mengutip pendapat-pendapat pakar. Kutipan pendapat yang
diambil dari sumber tertulis itu bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung sepanjang tidak mengubah substansi dari sumber yang dirujuknya. Kedua
cara itu bisa digunakan sekaligus dalam penulisan sebuah karya ilmiah sepanjang
dilakukan dengan aturan dan teknik mengutip yang benar.
Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis harus memperhatikan
bagian-bagian yang akan dikutipnya. Bagian-bagian yang akan dikutip tersebut
tentu dipilih dengan mempertimbangkan
relevansi dan efektifitas dalam tulisan yang sedang dibuatnya. Relevansi
sangat berkaitan dengan topik yang digarapnya, sedangkan efektifitas berkait
dengan teknis pengutipannya. Oleh karena itu, dalam membaca kritis terhadap
artikel ilmiah, harus benar-benar
selektif sehingga hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik harus
dikesampingkan dan tidak perlu dicatat.
4.4.5 Menentukan Implikasi dari Bagian/ Sumber yang akan Dikutip
Berkaitan dengan kutipan yang digunakan sebagai
rujukan, perlu kiranya diperhatikan
implikasinya. Implikasi yang
muncul dari kutipan yang dipakai seorang penulis bisa berefek ganda. Kutipan
itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan seseorang sepanjang kutipan itu
selaras dengan pendapat yang akan disajikannya. Sebaliknya, kutipan itu akan
dinilai lemah, jika pendapat yang
terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya. Oleh
karena itu, penulis yang baik harus bisa menentukan implikasinya ketika ia memanfaatkan
pendapat orang lain.
4.4.6 Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip
Penentuan implikasi terhadap sumber atau pendapat yang
diambil dari artikel ilmiah yang dipakai sebagai bahan atau referensi dalam karya ilmiah yang akan atau sedang ditulisnya berdampak pada posisi dan sikap
penulis yang mengambil pendapat. Posisi
dan sikap penulis bisa netral, menyetujui, atau menolak pendapat yang
dikutipnya. Posisi dan sikap penulis dikatakan
netral apabila ia tidak memberikan tanggapan apapun terhadap pendapat yang
dikutipnya. Sikap dan posisi penulis dikatakan menyetujui jika ia menggunakan
kutipan itu untuk mendukung pendapatnya. Sebaliknya, posisi penulis dikatakan tidak
menyetujui atau menolak jika ia menilai bahwa pendapat yang diambilnya bertentangan
dengan pendapatnya, dinilai kurang
tepat, kurang sempurna, atau divonis tidak benar.
4.5 Membaca Kritis Tulisan/ Artikel Populer
Berdasarkan medianya artikel populer berbeda
dengan artikel ilmiah. Artikel populer
pada umumnya dimuat di berbagai surat
kabar dan majalah populer, sedangkan artikel ilmiah dimuat di majalah dan jurnal ilmiah. Di samping itu, gaya penuturannya juga
berbeda, artikel populer tidak menggunakan kaidah ilmiah dengaan ketat, baik
dari segi tata tulisnya maupun pemilihan kata dan kalimatnya. Dari segi isinya,
artikel populer lebih banyak mengungkap sesuatu yang aktual yang sedang menjadi
isu besar di masyarakat. Artikel jenis ini banyak mengungkap fakta yang dikupas
oleh penulisnya tanpa menggunakan metodologi dan landasan teori yang jelas
karena yang lebih dipentingkan pandangan penulisnya terhadap isu yang sedang
berkembang.
4.5.1 Mengenali Persoalan atau Isu yang Dibahas dalam Artikel Populer
Meskipun nilai keilmiahannya kurang, bukan berarti
artikel populer tidak dapat dipakai sebagai bahan dan bekal menulis ilmiah.
Artikel jenis ini justru sangat membantu untuk menulis karya ilmiah karena
kebaruan fakta dan informasinya. Oleh karena itu, pembaca sumber bacaan harus
bisa mengenali persoalan atau isu yang dibahasnya.
Isu yang
diangkat dalam artikel tersebut perlu
dikenali dan dipahami. Setelah dikenali isu tersebut dengan jelas, maka isu
yang muncul dalam artikel tersebut dicatat terlebih dahulu lengkap dengan
sumbernya: pengarang, nama media yang menerbitkan, halaman, edisi, dan tahun
penerbitannya.
4.5.2 Menentukan Signifikansi/ Relevansi Isu dengan
Tulisan yang akan Dihasilkan.
Isu atau persoalan yang telah dicatat
tersebut dilihat lebih detil apakah isu tersebut cukup signifikan untuk tulisan
yang akan dibuat, apakah isu tersebut ada relevansinya dengan tulisan yang akan
dibuat. Jika isu tersebut cukup signifikan dan relevan dengan karangan yang
akan kita buat, tentukan dan pastikan bahwa isu tersebut bisa digunakan sebagai
bahan. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak cukup signifikan dan tidak relevan
maka isu itu harus dikesampingkan dan artikel tersebut tidak perlu dipergunakan
sebagai bahan untuk menulis.
4.5.3 Memanfaatkan Isu Artikel Populer untuk Bahan/ Inspirasi dalam Menulis
Meskipun kadar ilmiah artikel populer kurang begitu
jelas, jenis tulisan ini mempunyai kelebihan yang tidak dapat ditemukan pada
artikel ilmiah. Kelebihan tulisan ini terletak pada isu atau
persoalan yang diungkapkan lebih
menarik dibanding isu artikel ilmiah. Oleh karena itu, agar karya ilmiah yang
akan dibuat lebih aktual dan menarik, isu artikel populer itu dapat dijadikan
bahan atau inspirasi untuk menulis karya ilmiah.
Isu yang
aktual dan faktual itu bisa dijadikan bahan untuk kajian ilmiah. Jika isu yang
muncul dalam artikel populer itu hanya dianalisis menurut pandangan pribadi
penulisnya, maka isu tersebut dapat dikaji lebih dalam dan objektif dengan
memanfaatkan prosedur ilmiah. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,
sekurang-kurangnya isu yang menarik itu dapat dijadikan inspirasi atau ilham
penulisan karya ilmiah yang akan dibuatnya.
4.5.4
Membedakan Isi Artikel Populer dengan Isi Artikel Ilmiah dan Buku Ilmiah
Isi artikel populer pada umumnya lebih menarik
daripada artikel ilmiah atau buku ilmiah sebab isi artikel populer biasanya berisi pembahasan
tentang sebuah isu yang diminati masyarakat atau diambil dari persoalan faktual dan aktual yang sedang
berkembang di masyarakat. Artikel populer sering mengesampingkan teori dan
signifikansi data. Sebaliknya, artikel dan buku ilmiah seringkali bertolak dari
isu yang mungkin tidak diminati masyarakat. Kedua jenis karya ilmiah itu sangat
mementingkan peranan teori, prosedur ilmiah, serta kuantitas dan kualitas data.
Oleh karena itu, sebagai pembaca sumber bacaan yang sedang merencanakan membuat
sebuah tulisan ilmiah, harus dapat membedakan isi artikel populer yang
dibacanya dengan artikel ilmiah dan buku ilmiah.
4.6 Membaca Kritis Buku Ilmiah
Membaca buku ilmiah
tidak semudah membaca bacaan populer. Buku ilmiah mengandung konsep-konsep yang
mendalam kompleks dan digunakan istilah-istilah teknis yang mempunyai
pengertian khusus. Oleh karena itu, membaca buku ilmiah memerlukan teknik
membaca yang tepat. Di antara teknik-teknik membaca itu dipaparkan berikut ini.
4.6.1 Memanfaatkan Indeks untuk Menemukan Konsep Penting
Buku ilmiah yang baik pada umumnya dilengkapi dengan
indeks yang biasanya diletakkan di bagian akhir buku. Indeks pada umumnya
berisi kata-kata dan nama-nama disertai nomor halaman yang diambil dari buku.
Kata-kata dalam indeks dapat berupa konsep-konsep dan istilah-istilah yang
dianggap penting, sedangkan nama-nama merupakan nama-nama penulis buku yang
dirujuk atau yang dipakai pendapatnya dalam buku tersebut. Dengan melihat
indeks buku, pembaca tidak perlu membaca semua halaman buku dari awal hingga
akhir, tetapi cukup membaca pada
konsep-konsep penting yang dibutuhkan untuk menulis karya ilmiah. Oleh karena
itu, dalam membaca buku ilmiah secara kritis, indeks dapat kita pakai untuk menemukan
konsep-konsep, pendapat-pendapat pakar, dan teori-teori yang dibutuhkan untuk
menulis.
4.6.2 Menemukan Konsep-Konsep Penting untuk Bahan Menulis
Konsep-konsep,
teori-teori, pendapat-pendapat pakar, dan informasi-informasi penting dapat
dicari dalam buku ilmiah. Hal itu dapat dengan mudah ditemukan dengan
memanfaatkan indeks buku. Dalam pencarian konsep-konsep penting, pembaca harus
mempertimbangkan relevansinya dengan topik tulisan yang akan dibuat. Konsep-konsep
penting tersebut harus dicatat lengkap atau intisarinya saja disertai dengan
nomor halaman dan sumber rujukan. Oleh karena itu, hal yang dianggap tidak
penting dan tidak relevan seharusnya tidak perlu diperhatikan dan dicatat.
4.6.3
Menentukan dan Menandai Bagian-bagian Buku yang akan Dikutip
Dengan tercatatnya konsep-konsep penting dalam kartu
data atau catatan khusus pembaca, maka langkah berikutnya adalah menentukan dan
menandai bagian-bagian buku yang akan dikutip sebab tidak semua konsep-konsep
penting yang tercatat itu dapat dikutip. Hal ini menuntut pembaca untuk menilai
dan menyeleksinya, sehingga konsep penting manakah yang harus dikutip dalam
tulisannya nanti menjadi jelas. Hal lain yang harus dipertimbangkan setelah
pembaca menentukan dan menandai bagian buku yang akan dikutip adalah teknis
mengutipnya. Apakah konsep penting itu akan dikutip langsung sebagaimana teks
aslinya atau akan dikutip secara tidak langsung. Penentuan teknis mengutip
langsung maupun tidak langsung ini tentu saja harus memperhatikan efektivitas
dan tata tulis penulisan karya ilmiah.
4.6.4 Menentukan Implikasi dari Bagian/ Sumber yang Dikutip
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, penulis
yang akan mengutip sumber bacaan harus mampu menentukan implikasi yang muncul
dari bagian atau sumber yang dikutip. Implikasi yang dipakai seorang penulis
bisa berefek ganda. Kutipan itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan penulis sepanjang
kutipan itu selaras dengan pendapat yang akan disajikannya. Sebaliknya, kutipan
itu akan dinilai lemah, jika pendapat
yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya.
Oleh karena itu, penulis yang baik harus bisa menentukan implikasinya ketika ia
memanfaatkan pendapat orang lain.
4.6.5 Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, dalam
mengutip buku ilmiah, penulis harus menentukan posisi dirinya. Posisi itu bisa
berupa persetujuan bila pendapat dalam kutipan menguatkan pendapat penulisnya; bisa
berupa persetujuan dengan catatan bila pendapat itu tidak mendukung sepenuhnya
pendapat penulis; bisa juga berupa ketidaksetujuan, bahkan penolakan terhadap
konsep tersebut, jika konsep dalam kutipan itu bertentangan dengan pendapat
penulis.
4.7 Membaca kritis bahan yang tersaji dalam jaringan Internet
Jaringan internet merupakan jaringan yang luas tanpa
batas. Jaringan ini bisa diakses oleh seseorang tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu. Pada jaringan ini ditawarkan informasi yang tanpa batas pula termasuk
informasi-informasi yang bersifat akademik, sehingga jaringan ini dapat
dimanfaatkan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk menulis. Mengingat
luasnya informasi yang ditawarkan oleh jaringan ini, maka sumber-sumber bacaan yang terdapat di
dalamnya harus dibaca secara kritis, terlebih untuk bahan penulisan karya
ilmiah.
4.7.1 Kiat Praktis Mencari dan Menemukan Bahan-bahan dalam Jaringan Internet
Untuk
menemukan sumber-sumber bacaan dalam internet yang bersifat keilmuan, pembaca
bisa memanfaatkan website atau situs
web yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis. Banyak organisasi, lembaga,
bahkan individu yang membuat website
dengan topik tertentu. Yang dapat kita manfaatkan untuk penggalian sumber
menulis adalah web-web yang menyajikan kajian-kajian, analisis, dan penelitian;
misalnya web-web jurnal ilmiah, majalah dan surat kabar, lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan, lembaga-lembaga penelitian, termasuk lembaga perguruan tinggi,
bahkan dapat juga menelusuri web-web pribadinya para pakar.
4.7.2 Memilih dan Mengevaluasi Bahan-bahan dalam Jaringan Internet
Setelah
pembaca mendapatkan sejumlah informasi dan data dari sumber internet, pembaca
harus melakukan seleksi terhadap hasil temuannya itu berdasarkan pada
relevansinya dengan tulisan yang akan dibuat serta berdasarkan pada kebenaran
kaidah keilmuan. Oleh karena itu, pembaca harus memilih dan memilah serta mengevaluasi
bahan-bahan yang diambil dari sumber internet itu apakah diperlukan atau tidak.
Jika bahan-bahan itu sesuai dengan topik
yang akan ditulis, bahan-bahan itu bisa diambil; sedangkan jika tidak sesuai
dengan topik, sebaiknya bahan-bahan itu ditinggalkan saja sebab akurasi dan
urgensinya belum jelas.
4.7.3 Menentukan Isi/ Gagasan Penting dalam Bahan-bahan yang Tersedia di
Internet
Setelah
melakukan seleksi dan evaluasi terhadap sejumlah bahan dan data dari sumber
internet, tentu sudah dapat diketahui data mana yang layak dan tidak layak
digunakan sebagai bahan untuk menulis. Bahan dan data yang terpercaya serta
sesuai dengan topik tulisan yang akan dibuat itulah yang harus diambil sebagai
sumber menulis, sedangkan yang kurang atau tidak terpercaya dan tidak
sesuai topik tulisan harus ditinggalkan.
4.7.4 Memanfaatkan secara kritis Bahan-bahan dalam Jaringan internet
Setelah
pembaca memutuskan mengambil bahan-bahan dari jaringan internet yang berupa
gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan data-data, pembaca harus membaca
bahan-bahan tersebut dengan kritis. Pembaca harus “curiga” terhadap kebenaran
bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu, pembaca perlu membandingkan bahan-bahan tersebut dengan
bahan-bahan lain yang diambil dari sumber di luar internet. Langkah tersebut
perlu dilakukan karena tidak semua informasi dan data yang disajikan dalam
jaringan internet itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak bahan
dan data serta konsep yang belum teruji kebenarannya oleh masyarakat dan dunia
keilmuan karena menerbitkan tulisan dalam jaringan internet dapat dilakukan
siapapun dengan sangat mudah. Jika pembaca merasa ragu-ragu terhadap
bahan-bahan tersebut atau menemukan beberapa kejanggalan setelah membandingkan dengan bahan-bahan lain
yang lebih terpercaya, maka bahan-bahan yang meragukan itu harus ditinggalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar