BAB VI
MENULIS AKADEMIK
Adiek Muakhir
Kompetensi
Dasar
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk:
Menerapkan kriteria penulisan karya ilmiah dalam menyusun
berbagai bentuk karya ilmiah
yang sesuaii dengan kriteria akademis.
A.
Pendahuluan
Menulis
akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik.
Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi untuk memperoleh
gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar doktor (S-3), tesis untuk mencapai gelar master (S-2),
skripsi untuk mencapai gelar sarjana
(S-1). Tulisan ilmiah bisa juga untuk
memenuhi tugas-tugas akademik, misalnya laporan penelitian, makalah untuk
diskusi/ seminar/ simposium. Makalah untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah pun
termasuk tulisan akademik.
Dalam kurikulum Perguruan Tinggi, karya
tulis mempunyai jumlah SKS yang besar, dan dinilai melalui forum ujian. Nilai
yang diperoleh pada dasarnya merupakan akumulasi dari kecerdasan, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperoleh selama di bangku kuliah. Dengan demikian, karya
tulis merepresentasikan intelektualitas penulisnya. Bahkan, karya tulis juga
merupakan representasi integritas moral penulisnya. Karena karya tulis
merupakan representasi kualitas intelektual dan integritas moral penulisnya,
karya tulis merupakan unsur yang signifikan
dalam meniti jenjang karier yang lebih tinggi bagi penulisnya.
Menulis memerlulan modal. Kata modal
umumnya diasosiasikan dengan uang, dan menulis memang membutuhkan uang. Menulis
khususnya karya tulis ilmiah harus membaca, sehingga perlu tersedia bahan
bacaan yang pengadaannya memerlukan uang. Di samping itu, diperlukan sejumlah
alat tulis yang pengandaannya juga memerlukan uang. Namun, ketersediaan bacaan
harus diimbangi dengan kemauan yang keras
untuk membacanya. Untuk karya ilmiah, menulis berarti membaca. Dalam membaca
diperlukan ketekunan, kecermatan, kekritisan, dan kemampuan menyarikan isi
bacaan. Bahan-bahan yang diambil dari bacaan umumnya dikategorikan sebagai data
penunjang atau data sekunder.
B. Tahap-tahap Menulis
Ada
tiga tahap proses menulis, yaitu tahap
prapenulisan,tahap penulisan, dan tahap revisi.
1. Tahap
Prapenulisan
Yang
harus dilakukan pada tahap pranulisan ialah (a) pemilihan/ penentuan topik, (b)
Merumuskan masalah dan tujuan, (c) penyusunan outline, (d) penentuan dan pengadaan bahan, (e) penyusunan kuesioner. Dalam
pemilihan atau penentuan topik, pertimbangan yang penting ialah apakah topik
itu layak untuk dikerjakan atau tidak. Setelah ditentukan, topik itu
dikembangkan menjadi sebuah tema, dan selanjutnya dibuat judul atau titlenya.
Selanjutnya dipertanyakan apa permasalahannya. Permasalahan akan muncul jika
objek penelitian dihubungkan dengan variable (-variabel) di luar objek.
Berdasarkan hal-hal di atas dibuat kerangka atau outline. Pada tahap penentuan
dan pengadaan bahahan, bahan hendaknya sesuai dengan topik dan tema; bahan yang
berupa pustakan harus yang relevan dengan topik dan tema. Untuk penelitian
lapangan, pengadaan bahan bisa
menggunakan kuesioner; dan jika diperlukan pengolahan bahan di laboratorim
perlu dipersiapkan instrument dan tata kerjanya.
2. Tahap
Penulisan
Tahap
penulisan diawali dengan pengolahan dan analisis data. Sebelum menulis
hendaknya diperhatikan dulu, “Apa tujuan penulisan itu?” Jawabannya sudah
barang tentu ialah memecahkan permasalahan atau membuktikan hipotesis.
Pertanyaan berikutnya ialah, “ Ditujukan kepada siapa tulisan itu?” Jawabannya
sudah barang tentu ditujukan pada orang-orang yang sebidang ilmu. Hal ini
membawa konsekuensi hendaknya diperhatikan kelaziman yang berlaku dalam bidang
ilmu yang bersangkutan. Selanjutnya, “Seberapa pentingkan topik itu ditulis?”
Dengan kata kain, penulis harus mempertanyaakan, apakah tulisannya itu nanti
ada manfaatnya secara toritis dan praktis. Secara teoritis apakah ada
sumbangannya bagi perkembangan ilmu yang bersangkutan, dan secara praktis
apakah ada manfaatnya bagi pengguna/masyarakat.
Sesudah semua pertanyaan di atas terjawab,
berdasarkan hasil pengolahan dan atau analisis data, dapat dimuali pembuatan
draft. Dalam membuat draft meskipun dengan tulisan tangan, hendaknya ditulis
dengan jelas, memperhatikan segi keterbacaan. Demi keterbacaan, ejaan dan tanda baca
harus diterapkan secara konsisten.
Agar
memudahkan penulis pada saat memindahkannya ke dalam program pengolah kata,
hendaknya dihindari penyingkatan, kecuali yang
sudah
umum.
Kegiatan menulis merupakan aplikasi
keterampilan dalam menuangkan pikiran,
gagasan kedalam rangkaian kata-kata, kalimat-kalimat, alinea-alinea. Dalam
penulis, penyajiannya harus menggunakan format
yang standar.
3.
Tahap
Revisi
Setiap
penulis sebaiknya dapat merevisi atau mengedit tulisannya sendiri, dan nantinya
diharapkan juga bisa mengedit tulisan orang lain. Dalam merevisi atau mengedit
yang perlu diperhatikan ialah
- ejaan,
- tanda baca,
- pilihan kata,
- sususan kalimat,
- susunan alinea,
- susunan wacana.
Yang juga perlu diperhatikan ialah format, layout, dan
tipografi.
C. Menulis
Makalah
Dalam dunia akademik para ilmuwan (dosen, peneliti)
atau calon ilmuwan (mahasiswa, karyasiswa) dituntut untuk mengembangkan
kemampuan intelektual pada disiplin ilmu yang ditekuninya. Tuntutan tersebut
dapat dipenuhi melalui berbagai kegiatan akademis seperti perkuliahan,
penelitian, diskusi, seminar, workshop, dan simposium. Kegiatan akademis
memerlukan kemampuan penulis secara terbuka dan/atau lisan mengomunikasikan
gagasan hasil temuannya. Penulis terlebih dahulu membuat kertas kerja sehingga
ketika mereka mempresentasikan gagasan dalam suatu forum, para peserta yang
hadir dalam forum tersebut tidak hanya mendengarkan paparan saja, tetapi dapat
membaca makalahnya.
Dalam proses perkuliahan,
mahasiswa harus memiliki kemampuan menulis makalah. Karena merupakan karya
ilmiah akademik, makalah harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan
penulisan akademis.
1. Pengertian
Makalah
Makalah atau paper atau kertas kerja adalah karya
tulis yang membahas suatu masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta yang
disajikan pada sebuah diskusi, lokakarya, simposium, atau seminar. Isi makalah
dapat berupa gagasan atau pandangan penulis terhadap sesuatu yang belum
dibuktikan terlebih dahulu melalui proses penelitian atau bisa ditulis
berdasarkan laporan penelitian yang berupa intisari atau temuan hasil
penelitian yang telah dilakukan penulis.
Makalah ilmiah dapat diterbitkan
menjadi artikel ilmiah pada sebuah jurnal ilmiah. Sebaliknya, artikel ilmiah
bisa disajikan menjadi makalah ilmiah pada pertemuan ilmiah. Hal itu bisa
dilakukan dengan cara menyesuaikan formatnya. Makalah ilmiah pada umumnya
mengacu pada aturan tata tulis ilmiah yang sudah baku, sedangkan jurnal ilmiah mempunyai
syarat dan format tertentu yang pada umumnya tiap-tiap jurnal mempunyai
karakter tersendiri.
2.
Jenis Makalah
Dalam kegiatan akademik maupun
nonakademik, secara umum, makalah dibedakan menjadi dua, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper). Makalah biasa adalah makalah yang dibuat seseorang (mahasiswa)
untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Penulis
makalah hanya mendeskripsikan berbagai aliran teori atau pandangannya terhadap
masalah yang dikaji atau dibicarakan. Penulis pada umumnya memberi tanggapan,
kritik, atau saran mengenai aliran tertentu atau pendapat yang dikemukakan
orang lain, tetapi tidak memihak pada salah satu aliran teori tertentu atau
pendapat orang lain tersebut. Di samping itu, makalah biasa bisa juga berisi
pendeskripsian suatu kebijakan, gagasan atau temuan penulis makalah kepada
masyarakat.
Adapun
dalam makalah posisi, penulis tidak hanya dituntut mempelajari aliran teori
tertentu, tetapi juga berbagai aliran dan pandangan orang yang berbeda-beda.
Dari aliran yang bermacam-macam dan pandangan yang berbeda-beda itulah, penulis
dapat memihak salah satu aliran dan pendapat orang tertentu, atau dapat membuat
suatu sintesis dari beberapa aliran dan pandangan orang lain tersebut. Jadi,
dalam membuat makalah jenis ini, penulis harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan analisis, sintesis dan evaluasi.
3. Sistematika Makalah
Sistematika
makalah pada umumnya terdiri dari enam komponen, yaitu a. judul dan identitas
penulis, b. abstrak,dan kata kunci c. pendahuluan, d. isi, e. simpulan, dan f. daftar pustaka. Secara garis
besar keenam komponen itu dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Judul
Karangan dan Nama Penulis
Judul merupakan nama sebuah karangan yang pada umumnya
menjadi pembuka untuk mengetahui isi karangan. Karena judul itu menjadi kunci
pembuka seseorang untuk membaca sebuah tulisan, maka judul itu harus buat
sebaik mungkin. Judul yang baik harus memenuhi lima syarat berikut ini.
a.
Dapat mencerminkan isi karangan
b.
Dapat menunjukkan fokus
c.
Dapat membangkitkan rasa ingin tahu pembaca
(provokatif)
d.
Dapat menjawab permasalahan pokok karangan.
e.
Harus disusun secara singkat yaitu berbentuk kelompok
kata (frasa), bukan bentuk kalimat panjang.
Nama
penulis pada umumnya diletakkan di bawah judul karangan. Lazimnya, nama
pengarang tidak dicantumkan gelar akademiknya. Di samping nama penulis,
biasanya disertakan pula identitas penulis seperti asal penulis, lembaga/instansi,
dan keterangan lain yang diperlukan.
(1) Abstrak
dan Kata Kunci
Abstrak atau
ringkasan makalah merupakan intisari makalah secara keseluruhan. Pada umumnya
panjang abstrak makalah antara 100 – 200 kata dan diketik satu spasi. Meskipun
sangat singkat, tetapi isi abstrak harus mencakup latar belakang dan masalah,
tujuan, teori, hasil, dan simpulan.
Kata kunci (key
words) ditulis di bawah abstrak; lima
kata atau istilah penting yang diambil dari makalah.
(2) Pendahuluan
Pendahuluan
makalah merupakan suatu uraian yang menyatakan adanya kesenjangan antara
kondisi ideal dengan kondisi real, atau kesenjangan antara teori dan praktik.
Di samping itu, bagian pendahuluan dapat pula berisi alasan-alasan logis
tentang pentingnya topik itu dibicarakan.
(3) Pembahasan
Bagian ini
merupakan bagian utama atau inti dari makalah. Pada bagian ini dikemukakan
deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusinya. Pada
bagian ini, hal-hal yang dipermasalahkan dalam bagian pendahuluan harus
dianalisis berdasarkan teori, sehingga masalah yang dipersoalkan menjadi jelas
posisinya dan terpecahkan persoalanya.
(4) Simpulan
Simpulan
merupakan hasil akhir dari seluruh pembahasan yang berisi jawaban atas semua
permasalahan dalam pendahuluan.
(5) Daftar
pustaka
Daftar pustaka
merupakan rujukan sumber yang diacu dalam makalah. Rujukan ini disusun menurut
abjad dari nama bagian akhir penulis pertama. Penulisan rujukan yang berupa
buku maupun majalah tidak dibedakan, tetapi untuk sumber surat kabar dan internet sedikit berbeda. Untuk
teknis penulisan daftar pustaka akan diuraikan pada subbab laporan.
6.4 Praktik
Menulis Makalah
Walaupun di
depan sudah dijelaskan aspek teoretis tentang makalah, tidak sertamerta setelah
mempelajari aspek teoretis tersebut dapat langsung mempraktikkan pembuatan
makalah. Oleh karena itu, sebaiknya pemahaman tentang tema, tujuan,
pengungkapan maksud, dan topik harus disegarkan kembali. Jika berbicara tataran praktis penulisan
makalah tetapi penguasaan infrastruktur (alur berpikir penulisan akademik) tidak
dikuasai, ibarat praktik sesuatu tidak menguasai teori.
Dalam
bagian ini, praktik menulis makalah,
langsung berbicara hal yang bersifat semioperasional, yakni pembatasan
topik. Pembatasan topik dapat dilakukan melalui lima langkah yakni:
a. Tetapkan topik yang akan ditulis dalam posisi
sentral
b. Apakah topik tersebut dapat diperinci lebih
lanjut
c. Tetapkanlah perincian tersebut mana yang akan
dipilih
d. apakah hasil perincin masih dapat diperinci lebih
lanjut
e. lakukanlah berulang-ulang sampai topik cukup
sempit dan terbatas.
Contoh Pembatasan Topik
Tema: Pengembangan usaha perdagangan
skala kecil bagi perempuan pedagang pasar
Tujuan
topik
Beberapa
hal yang berpengaruh pada keberhasilan penulisan makalah yakni (a) penguasaan
permasalahan yang akan ditulis; (b) keterampilan membuat kerangka berpikir
secara skematis dan menjabarkannya sampai hal paling detil, (c) analisislah hal yang paling detil tersebut dari
berbagai sisi sehingga analisis akan mendalam (d) ketrampilan menarasikan ide,
gagasan, pikiran, dan pendapat yang dituangkan pada langkah kedua secara
tertulis dan; (e) kesabaran ketika menyampaikan ide , gagasan, pikiran, dan
pendapat secara tertulis. Oleh karena itu, bagi penulis pemula, mahasiswa
misalnya, perlu dibekali suatu tips atau kiat menulis makalah.
Pertama, untuk dapat menulis makalah dengan baik, perlu menguasai permasalahan
yang akan ditulis secara relatif mendalam. Hanya dengan penguasaan masalah
secara mendalam itulah, penulis makalah akan mendapatkan gambaran yang memadai
tentang apa yang akan ditulisnya. Dengan demikian, sebagai penulis makalah
tidak akan kehabisan perbendaharaan kata dan istilah dalam topik yang
ditulisnya. Jika penulis makalah tidak menguasai permasalahan dengan baik,
tidak akan lancar menuangkan ide, pikiran, dan gagasan secara tertulis. Dengan
demikian, tulisannya (makalah) akan gersang, tidak variatif dari aspek
kebahasaan, dan miskin informasi. Tulisan itu ketika dibaca menghabiskan waktu,
tenaga, dan pikiran, tetapi tidak menambah informasi atau wawasan yang berarti
bagi pembacanya. Dengan kata lain, tulisan itu tidak berbobot.
Kedua, setelah menguasai permasalahan, buatlah skema atau kerangka karangan
skematis dengan tahap-tahap sebagai berikut. (a) Tentukanlah topik utama. (b)
Topik utama selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa subtopik. (c) Evaluasilah
subtopik-subtopik tersebut dan pastikan tidak ada subtopik yang terlewatkan
tetapi juga tidak mencantumkan subtopik yang kurang gayut atau berhubungan erat dengan topik utama. (d) Jabarkan lagi
subtopik yang akan dipilih menjadi beberapa sub lagi. (e) Rincilah subsubtopik terpilih menjadi bagian-bagian yang
lebih rinci. (f) Lakukanlah sampai beberapa tahap penyempitan sampai diperoleh
subtopik “terakhir” yang dinilai relatif terbatas.
Walaupun
tahap terakhir di atas dinilai sudah spesifik (relatif terbatas), tetapi
subtopik terpilih masih dapat
diperinci lagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek ini bukan merupakan
subtopik, tetapi merupakan item-item yang akan dikembangkan dalam pembahasan.
Item-item tersebut dicalonkan sebgai masalah yang akan diangkat atau dibahas
dalam bagian isi atau pembahasan suatu makalah. Berbagai permasalahan yang
dipilih atau diangkat itulah dicari jawabannya melalui pembahasan masalah.
Pembahasan inilah yang merupakan bagian isi dari suatu makalah.
Ketiga, untuk menganalisis suatu masalah secara mendalam, usahakan tiap masalah
yang ditentukan dilihat atau dianalisis dari berbagai subaspek atau sisi.
Sebagai suatu contoh “kekerasan fisik yang dialami anak jalanan”. Hal ini dapat
dilihat atau dianalisis dari segi: pelaku kekerasan, reaksi korban terhadap
pelaku kekerasan, waktu terjadinya kekerasan, intensitas kekerasan, tempo atau
frekuensi anak jalanan mengalami kekerasan, respon anak jalanan terhadap
kekerasan yang dialaminya (cara penyembuhan atau pengobatannya), dan
sebagainya.
Keempat, narasikan kerangka karangan skematis dan draft analisis yang sudah
dibuat. Untuk dapat menarasikan dengan baik, dua aspek harus dikuasai secara
bersamaan yakni penguasaan substansi (permasalahan) dan aspek kebahasaan. Agar
dapat menarasikan suatu topik, penulis harus kembali ke langkah pertama, yakni
kuasailah permasalahan. Selain itu, asahlah keterampilan berbahasa, mulai dari
penguasaan ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, dan yang sentral adalah tata
kalimat dan paragraf. Penjelasan lebih detail tentang aspek kebahasaan tidak
dibicarakan dalam buku ini. Silakan Anda perkaya sendiri melalui buku-buku yang
relevan.
Terakhir, kesabaran, ketekunan, dan ke-telaten-an merupakan modal utama untuk menghasilkan tulisan
akademik,. Sekalipun seseorang menguasai suatu permasalahan dengan amat baik,
keterampilan di bidang teknologi informasi baik, buku atau referensi yang
dimiliki mencukupi, tetapi jika tidak mempunyai kesabaran, ketekunan, dan ke-telaten-an, tidak mungkin dapat
menghasilkan tulisan akademik yang baik. Karena itu, sebagai kaum intelektual,
bina dan peliharalah sejak dini komitmen untuk produktif menghasilakan karya
ilmiah. Syarat utama untuk produktif adalah sabar, tekun, dan telaten membaca, menulis, dan menulis.
6.5 Menulis Laporan
6.5.1 Pengertian Laporan
Dalam
kegiatan ilmiah akademik yang dimaksud laporan adalah dokumen yang menyampaikan
informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau sedang diteliti dalam bentuk
fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.
Pengertian konseptualnya laporan adalah suatu cara komunikasi yang dilakukan
seseorang (penulis laporan) untuk menyampaikan informasi kepada seseorang atau
badan/ lembaga karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sebenarnya
laporan merupakan suatu bentuk dokumen yang sangat bervariasi sehingga sulit
diberikan suatu batasan pengertian yang jelas. Variasi-variasi itu dapat dalam
bentuk angka-angka, isian formulir, surat, gambaran perkembangan suatu keadaan,
dan ada pula yang berbentuk buku.
Laporan
merupakan unsur yang sangat penting dan strategis dalam konteks komunikasi
formal tertulis karena berkaitan dengan pemberitahuan, keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang
harus seringkali harus ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, untuk memudahkan
pemahaman isi (maksud dan tujuan) laporan bagi pembaca, pembuat laporan harus
memperhatikan sungguh-sungguh tujuan pembuatan laporan.
6.5.2 Dasar-dasar Laporan
Sebuah laporan selalu bertolak dari
dasar-dasar yang pasti, yaitu pihak yang memberi laporan, pihak yang menerima
laporan serta sifat dan tujuan laporan. Dalam hal ini yang dimaksud pemberi
laporan adalah pihak (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/
lembaga tertentu) yang bertanggung jawab melaporkan proses dan hasil kegiatan
yang sedang atau telah dikerjakan kepada pihak lain (bisa perseorangan,
kelompok, atau badan/ lembaga tertentu), diminta maupun tidak diminta. Misalnya, seorang siswa melaporan proses dan hasil kegiatan praktikum mata
pelajaran tertentu di laboratorium yang ditujukan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan; atau seorang mahasiswa melaporan proses dan hasil penelitian ilmiah
sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi, tesis, atau disertasi yang ditujukan
kepada pihak fakultas atau universitas.
Yang dimaksud penerima laporan adalah pihak
(bisa perseorangan atau badan/ lembaga tertentu)
yang menugasi pihak lain (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu) untuk melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga
pihak penugas perlu mendapat laporan atas proses dan hasil pelaksanaan tugas
tersebut. Hubungan pertalian yang berbeda
antara pelapor dan penerima laporan biasanya akan memberi warna yang berbeda
pula dalam hal gaya,
isi, dan tujuan laporan yang akan dibuat.
6.5.3 Tujuan
Laporan
Yang dimaksud tujuan laporan adalah
memerikan secara lengkap dan objektif proses dan hasil suatu kegiatan yang sedang
atau telah dilaksanakan agar dapat dipahami, dimanfaatkan, atau ditindaklanjuti
oleh seseorang atau badan/lembaga lain. Tujuan sebuah laporan sangat bergantung
pada siatuasi yang ada antara pemberi dan penerima laporan. Apabila pemberi
laporan ditugasi oleh pihak lain untuk melakukan kegiatan tertentu, maka tujuan
laporan lebih ditentukan oleh penerima laporan sesuai tugas yang dibebankan
tersebut. Sebaliknya, apabila pemberi laporan tidak sedang ditugasi oleh pihak
lain, maka tujuan laporan ditentukan sendiri oleh pemberi laporan sesuai usulan
yang diajukannya.
Tujuan laporan pada umumnya ialah untuk: (1) mengambil
suatu keputusan; (2) untuk mengatasi/memecahkan suatu masalah; (3) mengetahui
perkembangan suatu keadaan; (4) menentukan langkah/strategi/ cara memperbaiki
suatu keadaan; (5) menemukan gejala/fenomena suatu objek/ keadaan sehingga
diperoleh langkah tepat/ strategis untuk mengatasi suatu permasalahan.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, pemberi laporan harus memperhatikan tujuan laporan yang
dikehendaki, sehingga arah, ilustrasi, rincian, serta paparan proses dan hasil
pelaksanaan kegiatan dapat tepat sebagaimana yang dikehendaki tujuan akhir
laporan.
6.5.5 Sifat Laporan
Ukuran
baik atau buruknya sebuah laporan sebenarnya bergantung pada keberhasilannya
dalam memenuhi fungsinya, yakni memberi kejelasan dan mempersuasi pemikiran
pembaca sebagaimana yang dikehendaki laporan tersebut. Untuk memenuhi fungsi tersebut, sebaiknya pemberi
laporan memperhatikan secara seksama beberapa kriteria yang menunjukkan
sifat-sifat sebuah laporan. Beberapa kriteria itu antara lain :
bahasa harus baik dan benar, jelas,
serta efektif; (2) isi harus urut dan sistematik; (3) fakta, data, dan bahan harus tepercaya; (4) harus mengandung imajinasi; (5) isi harus lengkap sesuai dengan ruang lingkupnya; (6) proses dan hasil pembahasan harus objektif; (7) pemerian laporan harus disajikan menarik.
6.5.6 Macam
Laporan
Keraf
dalam bukunya Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa menuliskan bahwa umumnya laporan dibuat sesuai kepentingan
yang menyertainya. Ada laporan yang dibuat untuk kepentingan dunia usaha,
kepentingan dunia pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya. Bermacam-macam
laporan itu digolong-golongkan sesuai dengan bentuk dan maksudnya. Bermacam-macam
laporan itu antara lain : (1) laporan berbentuk formulir Isian, (2) laporan berbentuk surat, (3) laporan berbentuk memorandum, (4) laporan perkembangan dan laporan keadaan, (5) laporan berkala, (6) laporan laboratoris, (7) laporan hasil penelitian ilmiah, (8) laporan praktik kerja.
Dari kedelapan jenis laporan itu yang perlu dipaparkan
ialah:
(1) Laporan
Perkembangan dan Laporan Keadaan
Laporan
perkembangan (progress report) pada
dasarnya berbeda dengan laporan keadaan (status
report). Secara etimologis laporan perkembangan adalah suatu laporan yang
bertujuan memerikan perkembangan suatu subjek atau objek pada saat tahap-tahap
tertentu. Pemerian perkembangan itu bisa berupa perubahan, peningkatan, atau
tahap-tahap tertentu yang telah tercapai. Adapun laporan keadaan berupa
pemerian situasi dan kondisi subjek atau objek pada saat laporan itu dibuat.
Dengan demikian, perbedaan dua bentuk laporan itu sebenarnya terletak pada
aksentuasinya. Laporan perkembangan menitikberatkan pada apa yang sudah terjadi
sejak permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan
menitikberatkan pada kondisi yang ada akibat dari kejadian-kejadian yang
berlangsung sejak permulaan hingga saat laporan itu dibuat.
(2) Laporan
Berkala
Laporan
berkala disebut juga laporan periodik. Laporan berkala dibedakan dari
laporan-laporan lain berdasarkan tujuannya. Laporan berkala adalah laporan yang
dibuat dalam jangka waktu tertentu, misalnya laporan tahunan, tengah tahunan,
atau lima (5) tahunan, dan seterusnya. Pada umumnya laporan ini dikaitkan
dengan pelaksanaan kegiatan yang berupa projek sehingga formatnya lebih sering
berupa daftar isian. Secara akumulatif laporan berkala ini menjadi bahan dasar
laporan akhir.
(3) Laporan
Laboratoris
Pembuatan
laporan laboratoris bertujuan menyampaikan hasil percobaan atau penelitian yang
dilakukan dalam laboratorium. Mengingat begitu banyak jenis laboratorium, maka
format laporan ini sangat bervariasi bergantung pada format spesifik bidang
ilmu penelitian atau percobaan. Format laporan laboratorium medik tentu berbeda
dengan format laporan laboratorium industri, forensik, budaya, seni, dan
sebagainya. Laporan laboratoris biasanya digunakan sebagai petunjuk teoritis
dan teknis untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.
4. Laporan
Hasil Penelitian Ilmiah
Di
antara bentuk-bentuk laporan yang ada, laporan hasil penelitian ilmiah ini
bersifat lebih khusus, karena terikat oleh kaidah-kaidah baku, terutama dalam
hal sistematika dan ragam bahasanya. Sistematika penulisan laporan ini merujuk
pada ketentuan yang telah dibakukan dalam buku-buku pedoman penulisan karangan
ilmiah yang banyak sekali ditulis orang. Kententuan-ketentuan yang terdapat
dalam buku-buku pedoman itu prinsipnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Kalau
pun ada perbedaan biasanya terletak pada kelengkapan-kelengkapan laporan, bukan
pada substansi dan tata urutnya. Kelengkapan-kelengkapan laporan yang berbeda
itu misalnya halaman-halaman daftar, lampiran-lampiran, dan sebagainya. Laporan
penelitian ilmiah ini biasanya berupa laporan tugas akhir dari suatu institusi
pendidikan, terutama di lingkungan pendidikan tinggi. Beberapa contoh laporan
ini antara lain skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.
5. Laporan Praktik
Kerja
Dalam
hal sistematika dan ragam bahasa yang digunakan antara laporan praktik kerja
dan laporan penelitian ilmiah prinsipnya tidak berbeda. Yang agak berbeda
antara keduanya adalah substansi dari sebagian isi. Dalam laporan praktik kerja
terdapat bab yang berisi deskripsi objektif tentang situasi dan kondisi
lingkungan tempat praktik kerja tersebut dilakukan, terutama menyangkut sejarah
badan/lembaga/institusi dan gambaran fisik tempat yang bersangkutan.
6.5.7 Bentuk
Penyajian Laporan
Menurut
Keraf, perbedaan bentuk-bentuk penyajian laporan terletak pada format,
sistematika, dan tujuan laporan. Berdasarkan tujuan pembuatan laporan
sekurangnya-kurangnya terdapat lima bentuk penyajian laporan, antara lain : (1) laporan formal, (2) laporan semiformal, (3) laporan prosiding, (3) laporan antara, (4) laporan akhir.
6.5.8 Struktur
Laporan
Seperti
halnya karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan
struktur yang baik dan sistematis. Bentuk yang baik bertalian dengan teknik
penulisan, sedangkan struktur bertalian dengan organisasinya. Oleh sebab itu,
struktur laporan, terutama yang berbentuk buku, harus terlengkapi oleh
unsur-unsur yang baku. Unsur-unsur struktur laporan yang umum berlaku dalam
penyusunan laporan, antara lain : (1) halaman judul, (2) daftar penyerahan, (3) daftar isi, (4) Intisari/abstrak, (5) pendahuluan, (6) isi laporan, (7) Simpulan dan saran, (8) apendiks, (9) bibliografi.
6.5.9 Format Laporan
Format
laporan pada umumnya memiliki unsur-unsur yang terbagi atas tiga bagian, yaitu
bagian awal, isi, dan akhir. Pemeriannya adalah sebagai berikut :
(1) Bagian Awal, meliputi :
- halaman sampul (cover) -
halaman daftar isi
-
halaman judul -
halaman daftar tabel
-
halaman pernyataan -
halaman daftar gambar
-
halaman persetujuan -
halaman daftar lampiran
-
halaman pengesahan - halaman
abstraksi/intisari
- halaman prakata
(2) Bagian Isi, meliputi :
Bab
1 Pendahuluan
Bab
2 Tinjauan Pustaka
Bab
3 Metode/Cara Penelitian
Bab
4 Hasil dan Pembahasan
Bab
5 Kesimpulan dan Saran
(3) Bagian Akhir, meliputi :
- Daftar pustaka
- Lampiran
6.5.10 Penjelasan Format
(1) Bagian Awal
a. Halaman Sampul (cover)
Halaman sampul (cover) antara lain memuat :
- Judul laporan
Judul laporan diletakkan di tengah halaman
dengan bentuk dan ukuran huruf yang proporsional
- Logo/lambang badan/lembaga/institusi
Logo diletakkan
di tengah atas judul dengan ukuran sesuai ketentuan
- Di bawah judul dicantumkan
nama ketua/anggota tim pembuat laporan ditulis lengkap dengan/tanpa gelar
kesarjanaan
- Nama badan/lembaga/institusi
- Tahun penulisan laporan (Contoh
: lihat lampiran 1a.)
b. Halaman Judul
Halaman judul berisi hal-hal yang
sama seperti halaman sampul (cover).
(Contoh: lihat lampiran 1)
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat :
-
Judul laporan
- Identitas laporan lengkap dengan daftar nama ketua
dan anggota tim pembuat laporan.
- Tanggal
pengesahan laporan yang ditandai oleh tanda tangan ketua tim pembuat laporan
dan tanda tangan pimpinan badan/lembaga/institusi.
(Contoh : lihat lampiran
2)
d. Prakata
Prakata memuat penjelasan singkat latar
belakang dan tujuan kegiatan yang dilaporkan. Selain itu, juga dicantumkan
ucapan terimakasih kepada pihak (perorangan dan lembaga) tertentu yang membantu
proses kegiatan sejak persiapan hingga penulisan laporan. Dalam prakata sedapat
mungkin dihindari hal-hal yang bersifat ilmiah.
e. Daftar Isi
Daftar isi memuat gambaran secara
menyeluruh tentang isi laporan yang dapat menuntun pembaca apabila ingin
melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul, subjudul, dan
subjudul-subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran
3).
f. Daftar Tabel (jika
ada)
Daftar
tabel memuat urutan judul tabel serta nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran
4)
g. Daftar Gambar (jika
ada)
Daftar
gambar memuat urutan judul gambar dan nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran
5)
h. Daftar Lampiran (jika
ada)
Daftar
lampiran memuat urutan judul lampiran dan nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran
6)
i. Abstrak atau Intisari
Abstrak
atau intisari ditulis bahasa Indonesia.
Tulisan ini merupakan pembukaan laporan, yang umumnya tidak lebih dari lima ratus kata, spasi
rapat, berisi :
1. tujuan
utama dan lingkup kegiatani;
2. penjelasan
singkat metode yang digunakan;
3. ringkasan
faktual hasil pelaksanaan kegiatan;
4. simpulan
utama.
(2) Bagian Isi
a. Bab Pendahuluan
Pendahuluan memuat deskripsi latar
belakang: alasan-alasan mengapa kegiatan yang dilakukan penting dan menarik. Rumusan
masalah hendaknya dimasukkan ke dalam konteks atau teks dengan cara
mengidentifikasi studi-studi yang relevan dalam kegiatan yang dilakukan. Selain
itu, dalam bab ini juga dicantumkan rumusan tujuan kegiatan. Hal utama yang
perlu dihindari dalam penyusunan pendahuluan adalah kecenderungan penulis laporan
untuk membuat pendahuluan menjadi suatu ulasan (review) yang sangat panjang yang terlalu banyak mengulas bahan pustaka.
Struktur umum susunan subbab dalam
bab pendahuluan terdiri atas latar belakang dan masalah, tujuan dan manfaat kegiatan,
ruang lingkup kegiatan, metode dan langkah kerja kegiatan, landasan teori, dan
sistematika penulisan laporan. Penjelasan
ringkas berkenaan dengan uraian isi
tiap-tiap subbab adalah sebagai berikut :
Latar Belakang dan Masalah
Subbab ini memuat fakta, data,
asumsi, statemen (pernyataan), dan informasi-informasi tertentu yang secara
objektif dan rasional menjadi faktor-faktor penyebab pentingnya suatu kegiatan
dilakukan. Faktor-faktor tersebut sekaligus merupakan alasan-alasan yang secara
objektif dan rasional juga meyakinkan pembaca bahwa kegiatan tersebut penting
dan menarik. Uraian subbab ini diakhiri dengan rumusan masalah yang jumlahnya
bisa lebih dari satu. Lazimnya rumusan masalah tersebut dinyatakan secara
eksplisit dalam bentuk kalimat pertanyaan, yang bersifat problematik.
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Tujuan penelitian dirumuskan
berdasarkan masalah-masalah yang ada sehngga rumusannya berkorelasi dengan
rumusan masalah. Rumusan tujuan kegiatan dinyatakan secara eksplisit dalam
formulasi kalimat yang operasional. Artinya, pemecahannya harus didasarkan
pada parameter yang jelas, serta dapat
dikerjakan dengan metode, teori, dan teknik tertentu.
Ruang Lingkup Kegiatan
Subbab ruang lingkup memuat paparan
tentang subjek dan objek kegiatan Juga memuat paparan aspek/segi/unsur kegiatan
yang akan dilakukan, serta relevansinya dengan tujuan kegiatan.
Metode dan Langkah Kerja Kegiatan
Subbab ini merupakan bagian penting
sebuah kegiatan. Dalam subbab ini diuraikan metode yang dipilih sesuai dengan
tujuan kegiatan. Adapun langkah kerja kegiatan yang umum dilakukan didasarkan
pada tahap-tahap umum sebuah kegiatan, yaitu tahap perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, dan penyajian laporan hasil kegiatan. Hal yang perlu diperhatian
dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. bentuk
kegiatan hendaknya dijelaskan identifikasinya secara lengkap.
2. Metode
dan teknikl yang digunakan harus dijelaskan kaitan (relevansinya) dengan tujuan
kegiatan.
3. Langkah-langkah
kegiatan hendaknya dijelaskan selengkap-lengkapnya tahapan kegiatan, serta
rincian pelaksanaannya pada setiap tahap tersebut. Dalam hal ini adalah desain kegiatan.
Sistematika Penulisan
Laporan
Subbab sistematika penulisan
laporan memuat urutan penyajian laporan proses dan hasil kegiatan secara
ringkas dan sistematik. Diawali dengan bab 1 pendahuluan berikut
subbab-subbabnya, kemudian bab 2 proses pelaksanaan kegiatan berikut
subbab-subbabnya, dan begitu seterusnya hingga bab akhir berupa penutup, daftar
pustaka, dan lampiran.
(2) Bab Pembahasan/Pelaksanaan
Kegiatan
Bab pembahasan/pelaksanaan
kegiatan memuat seluruh proses pelaksanaan kegiatan, berupa uraian penerapan metode
dan teknik pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran kegiatan. Caranya dengan
memisahkan pembahasan/pelaksanaan kegiatan dalam beberapa bab terpisah sesuai
dengan ruang lingkup kegiatan atau sasaran kegiatan
(3) Bab Penutup
Bab ini terdiri dari subbab simpulan
dan subbab saran yang dipaparkan secara terpisah.
a. Simpulan.
Simpulan merupakan pernyataan
singkat dan tepat penjabaran proses dan hasil pembahasan/pelaksanaan kegiatan
untuk menunjukkan pencapaian tujuan kegiatan. Penulisan simpulan disusun secara
runtut sesuai urutan tahapan kegiatan. Dalam hal ini, simpulan yang merupakan
jawaban terhadap masalah utama kegiatan hendaknya dipaparkan terlebih dahulu,
baru kemudian secara berurutan dipaparkan simpulan-suimpulan lain sesuai derajat keutamaannya.
b. Saran
Saran disusun berdasarkan
pertimbangan dan pengalaman penulis dan ditujukan kepada pihak lain, terutama
penerima laporan, agar mendapat tanggapan lebih lanjut.
(3) Bagian Akhir.
a. Daftar Pustaka.
Di bagian ini dicantumkan semua
pustaka yang dirujuk sebagai referensi kegiatan. Tata cara penulisan daftar
pustaka dimulai dengan nama pengarang yang disusun ke bawah menurut abjad.
Dalam urutan ke bawah tidak ada perbedaan antara buku dan majalah/jurnal/bulletin,
perbedaannya terletak pada penulisan huruf dan tanda bacanya. Hasil wawancara
dapat digunakan sebagai daftar pustaka apabila telah ditranskripsikan dalam
bentuk tulisan yang diberi judul. Adapun daftar pustaka yang bersumber dari
internet cara penulisannya diatur secara khusus dalam tata tulis tersendiri.
Pada umumnya urutan cara
penulisan daftar pustaka untuk buku dan majalah adalah sebagai berikut :
(1). Buku :
nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, jilid, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Judul buku menggunakan huruf miring (Italic),
tanpa diapit tanda kutip.
(2).
Majalah/Koran :
nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah, hari/minggu, tanggal, tahun terbit, nomor halaman, dan nomor kolom. Judul
tulisan/artikel ditulis dalam tanda kutip, nama majalah/koran ditulis dengan
menggunakna huruf miring.
(3).
Makalah :
nama pengarang, tahun penulisan, judul makalah, nama kegiatan
(seminar/diskusi/lokakarya, dan lain-lain), tanggal pelaksanaan kegiatan,
institusi pelaksana kegiatan. Judul makalah ditulis dalam tanda kutip.
(4).
Artikel dalam kumpulan karangan : nama pengarang,
tahun penerbitan, judul artikel, nama penyunting, judul kumpulan karangan, nama
kota
penerbitan, nama penerbit. Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan judul
kumpulan karangan ditulis dengan huruf miring.
(5).
Internet :
nama pengarang, tahun penulisan, judul karangan, nama situs, tanggal/ bulan/ tahun,
nomor halaman, judul karangan dalam tanda kutip, nama situs ditulis dengan
munggunakan huruf miring.
Tidak semua bidang ilmu
menganut cara penulisan daftar pustaka yang sama. Oleh karena itu, pembuat
laporan hendaknya berkonsultasi dengan konsultan untuk menyesuaikan cara
penulisan daftar pustaka dengan bidang ilmunya masing-masing.
b. Lampiran.
Lampiran memuat materi yang bukan merupakan faktor utama
dalam mengartikan hasil pelaksanaan kegiatan, sifatnya hanya melengkapi bagian
utama laporan kegiatan. Lampiran harus tersedia apabila diperlukan pemeriksaan
kembali terhadap analisis pelaksanaan kegiatan. Lampiran tidak perlu
mencantumkan semua data bahan/materi/data yang terkumpul selama pelaksanaan
kegiatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar